Siapa yang tak kenal makanan yang satu ini? Bentuknya bulat, lazimnya terbuat dari daging sapi, ikan, atau ayam, dimasak dengan cara direbus lalu disajikan hangat-hangat dengan kuah kaldu yang segar dan nikmat bertemankan daun bawang, bawang goreng, sambal, kecap, cuka, dan rupa-rupa pendamping lain seperti mie, tahu kukus, dan aneka gorengan. Ya, bakso. Makanan sejuta umat.
Dari tukang bakso keliling hingga ke resto-resto terkenal, bakso adalah makanan lintas kelas yang banyak digemari oleh orang-orang di Indonesia dan di Asia pada khususnya.
Di Indonesia sendiri, ada beberapa daerah yang terkenal dengan kuliner baksonya yang lezat. Contohnya Kota Malang dan Solo. Bakso Malang sangatlah terkenal dan khas dengan aneka pendamping seperti gorengan, siomay, mie putih atau kuning, jerohan sapi seperti paru, usus, dan babat, tahu goreng, tahu kukus, dan lain-lain. Bakso khas Malang umumnya terdiri dari tiga jenis; yaitu bakso halus yang dibuat dari daging sapi tanpa lemak yang diolah dengan tepung, bakso kasar yang dibuat dari daging sapi berikut lemaknya, dan bakso urat yang dibuat dari daging sapi berikut lemak dengan tambahan urat atau tulang muda. Lain Malang lain pula Solo. Bakso khas Solo cenderung lebih ‘sepi’ variasi dibandingkan dengan bakso Malang. Biasanya, varian bakso Solo hanya terdiri dari bakso halus dengan dua pilihan, bakso halus biasa atau bakso halus isi telur. Pendampingnya biasanya adalah tahu kukus atau tahu goreng dan mie kuning. Beberapa bakso Solo juga ada yang menyertakan siomay kukus sebagai variasi menunya. Namun jangan Tanya mana yang lebih enak, sebab keduanya sama-sama lezat dengan kekhasan masing-masing.
Seiring dengan berkembangnya tren kuliner, bakso kini juga hadir dengan berbagai macam variasi seperti; bakso ikan, bakso ayam, bakso udang, bakso cumi, bakso keju, bakso isi sayuran, bakso jamur, bakso tenis yang berukuran fantastis, bakso bakar dengan bumbu pedas, dan lain-lain. Bagi anda para vegetarian, kini andapun juga dapat merasakan sensasi lezatnya bakso, sebab di beberapa restoran, kini telah tersedia menu bakso vegetarian yang dibuat dari bahan dasar gluten dan jamur dengan potongan wortel dan sayur mayur di dalamnya, disajikan bersama siraman kuah yang tak kalah lezatnya meski tidak menggunakan kaldu daging.
Tapi, sudahkah anda tahu bagaimanakah sejarah si bulat lezat ini? Apakah memang bakso berasal dari dua kota di Indonesia yaitu Malang dan Solo yang terkenal dengan kelezatan baksonya?
Ternyata, bakso bukan makanan asli Indonesia lho. Bakso adalah makanan asli negeri giok alias China. Nama asli bakso adalah “bak-so” yang berarti daging babi giling. Bakso menjadi familiar di Indonesia ketika banyak pedagang China yang masuk ke Indonesia ratusan tahun yang lalu. Namun, karena Indonesia mayoritas berpenduduk muslim, maka ada penggantian jenis daging pada bahan bakso, dari daging babi menjadi daging sapi atau ayam dan ikan.
Di negeri asalnya sendiri, legenda asal mula bakso bermula dari sebuah desa kecil bernama Fuzhou pada masa dinasti Ming. Alkisah, hiduplah seorang pemuda bernama Meng Bo yang hidup bersama Ibu tercintanya yang sudah renta. Suatu hari, Ibunya berkata kepada Meng Bo bahwasanya beliau ingin makan daging. Meng Bo-pun kemudian bingung bukan kepalang. Bagaimana tidak, kondisi Ibu Meng Bo pada saat itu sudah renta dan giginya sudah banyak yang tanggal. Akan sulit tentunya jika harus mengunyah daging yang memiliki tekstur dan serat yang susah dikunyah. Akhirnya Meng Bo-pun memutar otak. Ia mencari cara agar ia dapat mengabulkan keinginan Ibunda tercintanya yang sudah renta. Akhirnya setelah beberapa hari, ia menemukan ide untuk memasak daging dengan cara ditumbuk hingga bertekstur halus. Ide ini timbul setelah Meng Bo tak sengaja melihat tetangganya menumbuk beras ketan untuk dijadikan kue mochi. Akhirnya dengan senang hati Meng Bo-pun membuat daging tumbuk, membumbuinya dengan bawang serta lada, membentuknya menjadi gumpalan-gumpalang kecil, mengukusnya semalaman, lalu menghidangkannya untuk Ibundanya tercinta. Bukan main bahagia hati Meng Bo ketika melihat Ibunya dapat menikmati gumpalan-gumpalan daging kukus itu dengan lahap tanpa kesulitan akibat gigi-giginya yang sudah tanggal.
Kisah tentang Meng Bo ini terus menyebar ke seluruh penjuru Tiongkok hingga menjadi resep kerajaan. Bertahun-tahun setelahnya, resep daging tumbuk yang dikukus inipun dibawa oleh pedagang-pedagang dari China hingga salah satunya tiba di Indonesia dan populer sampai hari ini.
Di Indonesia sendiri, pada tahun-tahun lampau, bakso masih dibuat secara manual dengan cara ditumbuk dan ditambahkan tepung tapioca pada saat mengolahnya agar berbentuk lebih cantik dan rapi sebab tepung tapioca dapat mengikat adonan bakso menjadi bulat sempurna. Namun kini seiring dengan menjamurnya bisnis bakso dari skala kecil hingga besar, pembuatan bakso dengan cara manual dirasa kurang efisien terutama dari segi tenaga dan waktu.
Solusi dari itu semua adalah dengan beralih ke mesin pembuat bakso berupa penggiling daging dan mesin pencetak bakso. Dengan teknik manual, menumbuk dan mencetak bakso satu persatu tentunya akan sangat memakan waktu, apalagi jika membuat dalam jumlah besar. Sementara permintaan dari pasar terus meningkat, maka mesin penggiling daging dan mesin pencetak bakso dapat menjadi solusi yang sangat efisien dan menguntungkan bagi para pebisnis kuliner bakso. Ada beragam jenis mesin bakso dengan bermacam kapasitas sesuai kebutuhan anda. Tinggal pilih yang sesuai dengan kebutuhan produksi yang anda kehendaki.
Wah, jadi lapar nih…
Sekian dulu ya info dan cerita mengenai sejarah bola-bola daging yang lezat ini.
Selamat makan siang!